Thallasophile

Butta Toa dan Berbagai Wisatanya

Udara dingin dinihari tak menyurutkan niatku untuk kembali ke kampung halamanku, yaitu Bantaeng. Rasa rindu terhadap kota kelahiranku mampu mengalahkan rasa kantuk yang mendera dan kedinginan yang menusuk kulit subuh itu.

Kira-kira pukul 03.00 WITA dinihari, saya bangun untuk bersiap-siap melakukan perjalanan menuju Bantaeng, rasa dingin membuat saya tak dapat membasahi tubuh dengan air dan hanya mencuci muka dilanjutkan dengan ganti baju. Saya pun mengambil barang-barang yang akan saya bawa ke kampung halaman.

Sekitar pukul 04.00 WITA, saya pun berangkat. Jalanan sepi membuat perjalanan tak terhambat apapun. Sungguh perjalanan yang menyenangkan karena jauh dari kemacetan dan panas matahari yang menyengat. Mobil pun melaju tanpa hambatan meninggalkan Kota Makassar.

Tugu selamat datang yang berbentuk jagung,kentang,apel, dan stroberi berdiri kokoh seolah menyambut kedatangan saya. Di sana terlihat pula Tugu Adipura sebagai penghargaan kepada Bantaeng yang telah mendapat predikat kota terbersih tahun 2012. Sungguh kebanggaan tersendiri bisa lahir di sini. Memasuki Bantaeng seolah mendapatkan semangat kembali dengan menghirup udara yang segar, pasalnya udara yang dihasilkan berasal dari pepohonan yang melakukan fotosintesis di sepanjang tepi jalan. Jalanan yang tak bergelombang dan suasana macet yang tak dijumpai membuat perjalanan saya terasa nyaman.

Pulang kampung kali ini, saya akan berbagi cerita mengenai Bantaeng. Bantaeng tentunya punya cerita tersendiri mengenai tanggal kelahirannya. Tanggal kelahiran Bantaeng yang saya dapatkan cukup menarik dan unik karena punya filosofi tersendiri. Cikal bakal Bantaeng berasal dari Onto, sebuah perkampungan yang terletak di sebelah utara kabupaten Bantaeng. Tentunya, Onto memiliki nilai sejarah yang tak bisa dilupakan oleh masyarakat Bantaeng karena merupakan filosofi dari hari jadi Bantaeng, yaitu tanggal 7-12-1254. Tanggal 7 menunjukkan simbol Balla Tujua yang berada di kawasan Onto. 12 melambangkan siatem adat yang dianut atau semacam DPRD, dan melalui atlas yang dibuat oleh Dr. Muhammad Yamin membuktikan bahwa Bantaeng telah ada sejak tahun 1254, hal ini pulalah yang menjadi alasan Bantaeng digelari Butta Toa. Sampai sekarang, orang-orang selalu memperingati hari jadi Bantaeng sesuai dengan tanggal tersebut.

Mengetahui sejarahnya tentu kurang lengkap jika tak tahu objek wisata yang ada di Bantaeng. Butta Toa yang akan menginjak usia 763 tahun ini memiliki berbagai tempat wisata yang indah. Salah satunya, Pantai Seruni.Keindahan pantai siapa yang  bisa menolaknya. Begitulah Pantai Seruni, selain sebagai objek wisata, pantai ini juga sebagai sarana olahraga. Pantai ini juga biasa digunakan untuk reuni, bernostalgia sambil menyeruput minuman dan menyantap makanan yang dijajakkan dengan ditemani kerlap-kerlip lampu terlilit di pepohonan yang menaungi meja dan kursi tempat tersebut. Kalau suka baju bekas (cakar), kita juga bisa mendapatkannya di sini kok, komplit kan?

Sudah puas dengan pantai, mari menikmati daerah pegunungan. Wisata Muntea bisa menjadi pilihan. Sebelum sampai di Muntea, kita akan melalui sebuah kampung yang bernama Sinoa. Di Sinoa ini, kita akan melihat beberapa gazebo. Gazebo-gazebo tersebut bisa digunakan untuk menikmati kota Bantaeng dari sisi yang lain. Lebih indah lagi ketika melihatnya pada malam hari apalagi sambil menyeruput sara’bba dan makan gorengan.

Berkunjung ke Bantaeng jika tidak ke Muntea atau biasa dikenal Kebun Stroberi pastinya tak akan lengkap. Di sini kita bisa merasakan udara sejuk yang masih diselimuti kabut. Ataupun, memetik langsung stroberi yang ada di sana,tentunya dengan sedikit merogoh kocek.

Tak cukup hanya di situ, Bantaeng juga punya masjid bersejarah, yaitu Masjid Taqwa Tompong yang merupakan  masjid tertua yang ada di Bantaeng. Menurut cerita, masjid ini didirikan  pada tahun 1877 atas prakarsa Raja Bantaeng, Karaeng Panawang, La Bandu dari Wajo,dan arsitek yang berasal dari Bone bernama La Pangewa.

Itulah beberapa tempat wisata ya g ada di Bantaeng, tertarik? Mungkin kita bisa pergi bersama.