”Kak ini FDta, sudahmi saya copykanki film di dalam.”
“Oh oke, makasih nah.”
“Ada lagi drama baruku kak, tapi nda cukupmi fdta.”
Oh iyo nanti pi lagi, sudah pi kunonton ini nah.
Bel masuk kelas pun berbunyi dan menandai percakapan tentang drama Korea harus diakhiri.
Percakapan ini berbeda jauh ketika saya masih kuliah dulu. Ketika satu atau dua orang teman laki-laki saya mendengar kami sedang membicarakan tentang K-pop, pasti ada saja celotehan yang muncul.
“Ah oplas itu.”
“Bencong itu. Apa itu kau nonton-nonton terus. Masih banyak lagi ocehan-ocehan mereka tapi kami (saya dan teman pencinta K-pop) tak peduli. Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu, itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kami pencinta oppa* dan eonni* yang suka diejek. Namun, salah satu teman yang sering mengejek kami pencinta K-pop tiba-tiba datang pada saya dan berkata Menangiska we nonton itu film. Dia baru selesai menonton film Miracle Cell No.7. Masih mauko macalla, nunonton ji pale juga? balas saya sambil tertawa. Dari sini saya belajar satu hal bahwa apa yang selama ini kita cela, suatu saat akan kita sukai *tsaah. Jadi, hati-hati kalau mau mencela
Saya tidak bisa untuk tidak menyukai drama, film, dan boyband atau girlband Korea. Apa sih yang membuat saya sampai sekarang masih menonton drama dan teman-temannya itu? Alasannya adalah:
Sering bertemu dengan orang banyak dan terbilang bergaul dengan yang usianya lebih muda bukanlah hal yang mudah terutama bagi saya. Tentu latar belakang berbeda. Saya harus sebisa mungkin dekat dengan mereka. Salah satu caranya adalah mencari sesuatu yang sama-sama kita sukai. Apa itu? Korea. Korea adalah salah satu pembicaraan yang bisa mengakrabkan saya yang usianya sudah seperempat abad ini dengan siswa yang masih berusia belasan tahun. Apalagi perempuan. Kesukaan mereka kebanyakan adalah boyband, seperti EXO, BTS atau juga girlband, seperti Blackpink, dan Twice.
Kak siapa kita suka di EXO?
Kak siapa bias* ta di BTS?
Dan sederet pertanyaan lain ketika saya mulai menyerempet ke pembicaraan seputar boyband dan girlband Korea.
Berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, tentunya menyebaban interaksi yang terjadi juga dengan orang yang berbeda. Lagi-lagi saya dihadapkan dengan bertemu banyak orang. Saya harus mampu beradaptasi. Salah satu yang tersulit adalah memulai obrolan. Saya harus mulai dari mana? Bilang apa ya supaya enak? Kalau saya bilang ini, nda tersinggung ji kah ini orang? Itulah yang muncul dalam pikiran saya. Ketika bertemu dengan orang baru, saya akan diam-diam, berbicara jika ditanya. Namun, sekarang saya mulai sadar bahwa saya perlu berinteraksi dengan orang lain. Saya pun berpikir cara untuk membuang kebiasaan buruk itu. Pertama, saya harus bisa memiliki bahan untuk memulai sebuah obrolan. Daaan salah satu bahan obrolan yang bisa digunkaan adalah tentang Korea. Bahkan, akan sampai bertukar film, dikasi cuma-cuma filmnya atau kebetulan film yang kita cari ada di arsip laptopnya. Tentunya itu adalah salah satu kesenangan tersendiri. Jadi, Korea sedikit banyak telah membantu saya dalam pergaulan. Itulah alasan saya tak bisa berhenti menyukai seputar Korea apalagi kamu
Laptop dengan ukuran 9 inch masih menampilkan adegan seorang siswa belajar dengan giat. Di depan laptop tersebut, seorang sedang berderai air mata, tetapi hanya bisa diseka dengan tangan sesekali dengan sarung yang dipakai. Ya, itulah yang saya lakukan apabila malam-malam mata belum bisa terpejam, saya memilih untuk menonton. Ketika itu, saya menonton drama God of Study. Ceritanya tentang beberapa pelajar yang memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Maka dari itu, mereka belajar dengan giat. Saya terharu ketika melihat perjuangan mereka, sungguh-sungguh betul.
Di beberapa program survival untuk membentuk girlband atau boyband, sebut saja Mix and Match atau Produce 101, prosesnya bukanlah main-main. Para peserta harus berlatih dengan sungguh-sungguh menampilkan bakat mereka. Jika melihat lincahnya mereka menari di atas panggung dan suara yang merdu. Tentu itu adalah sesuatu yang mereka beli dengan sangat mahal. Mereka berlatih keras. Tubuh yang indah mereka dapatkan dengan diet ketat. Dance yang enerjik mereka dapatkan dengan latihan, latihan, dan latihan. Jika tak percaya, nonton saja beberapa program survival, terutama dua yang saya sebutkan sebelumnya. Dua program survival tersebut benar-benar memperlihatkan kerja keras seorang trainee yang ingin menjadi idola. Ikon dan IOI adalah hasil dari kedua program tersebut. Tentu saja, Ikon adalah boyband dengan rapper yang keren dan tarian yang enerjik. IOI memiliki vokalis yang suaranya memukau serta penari yang mumpuni
Kalau kamu pernah suka sesuatu? Alasannya apa sih?
Catatan:
Oppa adalah panggilan adik perempuan kepada kakak laki-laki.
Eonni adalah panggilan adik perempuan kepada kakak perempuan
Bias adalah salah satu personil yang disukai di dalam sebuah girlband atau boyband.
lelakibugis.net
Saya pun sebenarnya tak mengikuti serial – serial drama Korea dan lebih memilih menonton film lepas Korea. Lucunya, panggilan Oppa malah melekat sampai sekarang 😀
Yhanthy
Nonton drama Korea, bila dibilang ngga ada matinya. hahahha
Tapi saya lebih senang dengan drama Korea yang genrenya anak sekolahan daripada yang dewasa. maklum, banyak adegan yang menurutku jadi ngeh gitu.
Eryvia Maronie
Saya sampai sekarang saya belum tertarik untuj ngikutin drakor. Ini aja nonton sekilas My 100 Days Prince di Trans TV cuman karena lihat settingnya yang jaman kerajaan gitu, hehe..
Galang
Saya masih ingat teman SMA saya yang duka nonton Korea. Dian, namanya. Sekitar tahun 2011-2012 waktu itu, di antara teman teman saya, masih jarang yang nonton. Tiba masa kuliah, penonton Korean Movie pun semakin bertambah. Juga menimpa orang terdekat. Percakapan di awal tulisan di atas memang benar adanya. Ini tak bisa ditampik. Bagaimana pun, drama movie terlaris dibagian antar laptop ini sangat digemari saat menonton. Tapi kok bisa ya, orang Korea sana banyak sekali bikin film? Saya heran, ber episode tiap judul. Luar biasa.
icha afriza
Saya juga suka nonton drama korea, yang terbaru sekarang lagi nonton filmnya Siwon. Sudahki nonton juga? Selain drama saya juga nonton acara ragamnya sama berita seputaran artis korea. cuma sampai sekarang belum bisa bicara korea. hahahahha. Ommo..
Daeng Techno
Macalla baru tong ji pale nonton.. Hehe pura-pura ji tidak mau nonton sebelumnya..
Bica tentang film Korea, saya ampun ma pas dipattol teman kelas dulu untuk nonton film korea.. Minta tolong sekali di temani, pas nonton 2 episode mau terus nonton lanjutannya.. Akhirnya sampai 22 eposide.. Sejak itu ampun ma,, mudah-mudahan itu yang pertama dan terakhir kalinya..
sluggish journey
Waktu kuliah dulu saya juga suka sekali dengan korea. Dramanya, boy bandnya sampai-sampai saya pelajari bahasanya haha. Kalau ditanya alasannya, jawaban saya karena mereka bening-bening makanya saya suka hahhaha
Gadis
Wah miracle cel ya, film nya park shin hye yang bikin sesegukan nangis nonton *hiks*
Jadi tau lagi ternyata ada banyak juga blogger pecinta korea sama seperti diriku haha
#fighting
ilmi
ARMY ki atau EXOL kak, atau Mulfand? hehe…
Sama kak, pernah jg nonton God of study wktu mau masuk kuliah, Dari film itu jadi tahu kalau sistem Pendidikan di Indonesia sdh mulai menerapkan sistem kayk di Korea, pake sistem online kalau mau ujian masuk universitas, dftr universitas, dll
Eryvia Maronie
Sampe sekarang saya belum begitu tertarik nonton drakor. Itupun nonton sekilas My 100 Days Prince karena settingnya yang berlatar kerajaan jaman dulu, hihi…
Daeng Ipul
Saya ingat temanku, salah satu caranya mendekati cewek adalah dengan mencoba mengenali Korea dan segala produknya.
Lumayan berhasil tawwa. Bahkan sampai sekarang panggilan “oppa” melekat di namanya.
Orangnya ada komen di atas #eh
Faryl
Korea memang sangat memukau bagi para kebanyakan milenial. Bisa dibilang, 7 dari 10 teman saya pasti suka korea baik itu negaranya, kpop, drama korea hingga makanan khasnya..
adda
Di rumah saya sejak beberapa bulan ini di landa drama korea. Saya terpaksa cuma bermain di Laptop karena semua kanal hiburan di rumah di dominasi korea kesenangan istri